01 Maret 2012
29 Februari 2012
hujan tiba-tiba
Hujan di Serpong
Tiba-tiba
Orang berlarian
Segera
Air berlimpahan
Yang kita khawatirkan
Adalah yg kita butuhkan
Aku dan Istriku
Kami berdua
Kiri dan kanan
Cium dan berpelukan
Kami berdua
Ujung kiri dan ujung kanan
Lempar umpatan
Bagaimanapun
Kami berdua
Menggenggam dalam kasmaran
Berpegang di derunya pertengkaran
Habis manis tetap disimpan
Tak ada uang berupaya sadar dan tetap sayang
27 Februari 2012
Saat amarah membara
Logika tak bersua rasa
Kerap kata hanya suara belaka
Dan jangkrik pengisi sela
Malam ini aku merasa lebih akrab dengan jangkrik
Ketimbang mendengar inkonsistensi berisik
Telingaku kupenuhi dengan sahabat alam
Dan maaf, mulutmu tak bermakna untuk ini malam
Sore Tangerang
Selepas waktu, seraya tersenyum
Habis sudah kewajiban harian
Langkah dan simpul di kulum
Wajah ria wajah pulang
Hari ini bukan terakhir
Esok kan bergulir cerita
Kalau saja ini takdir
Tentulah Sang Pujangga berencana
Tangerang Pagi
Wajah jenuh mengayuh
Hidup mesti berlanjut dengan niat terkepal penuh
Lepas penat mingguan
Songsong apa di depan
Laju kendaraan roda
Asapnya membumbung membawa doa
Jangan kau kecewakan hidupmu
Kota ini bukanlah penghujung waktu
26 Februari 2012
Menunggu Hujan
Gemetar anakku berdiri di kawat pintu
Gelegar halilintar menyambar tepian kalbu
Sekejap dada berdegup
Jerit kecilnya bersaing di arena waktu
Dan gerimis meresmikan keterperanjatannya
Hujan di minggu siang
Panas sepekan berujung segar air siraman