Hingga puncak ketinggian dan akhirnya putus oleh lawan
Lanjutnya engkau bersabung dengan angin tiupan
Benang seutas tak cukup jadi kemudi
Diri berpasrah pada kama andalan
dan hembusan liar yang membawa terbang
Seperti manusia yang binasa oleh nafsunya
gerakmu tangkas namun terombang-ambing
hingga semacam silap sadar tersangkut di kawat listrik perumahan
melilit-lilit dan melibat seluruh badan
semakin meronta semakin sempit gerakan
sampai akhirnya, engkau diam
tampak menyesali geliatmu sendirian
Aku yang berpolah dari nafsu
jadi bisu menatapmu hilang kutik
Semula gesit, sejurus geming oleh libatan
Kita semua meronta tatkala berhadapan dengan binasa
Sunyi ketika sadar...polah yang gesit hanya kalah oleh sekelibat utasan
06 September 2011
Layang-layang, Benang, dan Anginnya Persis Di Hadapanku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar