27 Agustus 2008

Bubur Ayam Malam

Bubur ayam,.... 15 detik kemudian, bubur ayam
Suara tua, sedikit parau namun tetap lantang sampai kejauhan beberapa meter
Sudah setengah delapan malam, siapa pula yang mau menawar?
Gerobaknya menjelang usang, dan terangnya hanya lilin yang kian padam
Aku haru oleh kuatnya, juga haru oleh semangatnya
Tentunya bukan karena giatnya, namun karena desakan
Juga bukan karena mimpinya (mimpinya pastilah sudah terkubur oleh realitas), namun oleh kebutuhan
Tak habis pikir akan malam ini,
akan gerobak itu, buburnya, juga suara serta langkah agak patah
Siapa pula yang hendak menawar? Tapi ia tetap menarik dan memekik,”Bubur ayammmmmm”