21 September 2014

Maaf

maaf malam ini

untuk setiap perjalanan kita yang sederhana namun penuh kenangan

untuk kata manis yang selalu terungkap manakala hati mendapat melankolis

untuk kenyataan garis tipis nan kuat yang kokoh di antara kesadaran
menyentak hebat justru saat kita bersandaran

untuk tangisan lubang di dada yang terkoyak dan
untuk tatapan mata sebelum engkau menghilang dan aku beranjak pulang

lambaian tangan yang tak pernah kukira sedihnya

untuk kenyataan waktu yang tak bisa diulang agar aku mendapat lagi kesempatan
saat untuk kembali berjumpa, berkenalan, dan menyatakan hati yang terdalam

maaf,
untuk aku yang telah hadir untukmu
memberimu cerah mentari dan melukis pelangi
namun aku tak bisa menyelesaikannya

0 comments: